Selasa, 04 Oktober 2011

MENERAPKAN ETIKA BISNIS : SYARAT MUTLAK KELANGGENANGAN BISNIS

MENERAPKAN ETIKA BISNIS : SYARAT MUTLAK KELANGGENANGAN BISNIS

Mengapa begitu banyak perusahaan hidupnya tidak langgeng ?. Bahkan banyak perusahaan yang didirikan mati sebelum berjalan. Lebih aneh lagi, ada banyak perusahaan “siluman” yang hanya nama saja, kalau dicari alamatnya pasti tidak pernah bisa ditemukan atau kalau dicari pengurusnya tidak pernah bisa ditemui. Lebih aneh bin ajaib lagi, ada banyak perusahaan bisa menjadi pemenang tender proyek yang bernilai miliaran rupiah dan bebas berkeliaran. Ini adalah gambaran-gambaran dari sisi gelap praktek-praktek bisnis yang sama sekali tidak memiliki Etika Bisnis yang bisa dipertanggungjawabkan. Dan pada dasarnya menjadi pengganggu dan pembuat masalah dalam dunia ekonomi dan bisnis yang seharusnya tidak boleh terjadi.

Suatu perusahaan pada dasarnya didirikan, dibangun dan dikembangkan agar tentang langgeng, hidup terus dan berguna meningkatkan kehidupan masyarakat . Perusahaan akan tetap exist bila dia mampu memenuhi kebutuhan konsumen. Demikian juga, konsumen akan “menjaga dan memelihara” perusahaan yang mampu memenuhi kebutuhannya. Akan tetapi, situasi ini menjadi sulit dikendalikan ketika persaingan bisnis semakin meningkat dan ketat dari hari ke hari. Ada persaiangan antara perusahaan untuk memperebutkan konsumen pada satu sisi, tetapi ada juga persaingan antara konsumen untuk memperebutkan produk di pasar. Untuk bisa memenangkan persaingan, maka segala cara akan dihalalkan. Dan pada kondisi inilah pelanggaran terhadap etika bisnis sering terjadi.

Harus disadari bahwa hanya perusahaan yang sungguh-sungguh menerapkan Etika Bisnislah yang bisa bertahan dalam persaingan tidak saja untuk kasus terbatas tetapi untuk jangka panjang, bahkan dapat menjadi leading dalam persaingan yang ada. Menerapkan Etika Bisnis dalam mengelola suatu usaha akan menolong semua pihak, tidak saja perusahaan itu sendiri, tetapi juga stakeholdersnya seperti pemerintah, konsumen. Namun, ada banyak perusahaan yang hancur hanya karena melabarak Etika Bisinis.

Sejarah mencatat Skandal Enron, Worldcom yang memanipulasi laporan keuangan. Juga didalam negeri Kasus PT KAI yang melakukan kecurangan dan penyajian Laporan Keuangan. Ada banyak kasus yang perusahaannya dengan kesadaran sendiri manarik produk mereka dari pasar sebagai wujud tanggungjawab moral terhadap masyarakat. Misalnya Kasus Tylenol Johnson & Johnson, Obat Anti Nyamuk HIT, Baterai Laptop Dell. Ada kasus Perusahaan besar IM3 dengan penggelapan Pajak, bahkan Toyota Motor Internasional terpakasa menarik kembali mobil yang diproduksi karena kerusahakan yang membahayakan penumpangnya. Dan masih banyak lagi yang lain.

Etika Bisnis menjadi penting untuk menjaga trust sehingga perusahaan tetap exist. Tanpa trust maka bisnis akan hancur. Para pakar merumuskan bahwa benefet dari penerapan Etika Bisnis adalah (i). Menurunkan biaya dan mengurangi friksi, (ii) Motivasi kerja seluruh karyawan akan terpacu, (iii) Semangat kerja yang bebas akan melahirkan berbagai inovasi, dan pada gilirannya akan (iv) meningkatkan kemampuan bersaing. Untuk itu perusahaan harus bisa membangun (i) Code of conduct, (ii) Control System yang terus ditingkatkan, dan (iii) training terus menerus dan berkelanjutan. Maka bisnis akan langgeng dari generasi ke generasi !. (yup)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar