Sabtu, 27 November 2010

SUMBER DAYA KONSUMEN DAN PENGETAHUAN

SUMBER DAYA KONSUMEN DAN PENGETAHUAN

1.Sumber Daya Ekonomi
a. pengertian sumber daya ekonomi
Potensi sumberdaya ekonomi atau lebih dikenal dengan potensi ekonomi pada dasarnya dapat diartikan sebagai sesuatu atau segala sesuatu sumberdaya yang dimiliki baik yang tergolong pada sumberdaya alam (natural resources/endowment factors) maupun potensi sumberdaya manusia yang dapat memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai modal dasar pembangunan (ekonomi) wilayahtingkat ketergantungan terhadap sumberdaya secara struktural harus bisa dialihkan pada sumberdaya alam lain. Misalnya, penggunaan energi sinar matahari, panas bumi, atau gelombang laut termasuk angin, akan dapat mengurangi ketergantungan manusia terhadap sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui. b. sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui (non-renewable or exhaustible resources). Jenis sumberdaya ini pada dasarnya meliputi sumberdaya alam yang mensuplai energi seperti minyak, gas alam, uranium, batubara serta mineral yang non energi seperti misalnya : tembaga, nikel,aluminium,dll.Sumberdaya alam jenis ini adalah sumberdaya alam dalam jumlah yang tetap berupa deposit mineral (mineral deposits) diberbagai tempat dimuka bumi. Sumberdaya alam jenis ini bisa habis baik karena sifatnya yang tidak bisa diganti oleh proses alam maupun karena proses penggantian alamiahnya berjalan lebih lamban dari jumlah pemanfaatannya. c. sumberdaya alam yang potensial untuk diperbarui (potentially renewable resources). Kategori sumberdaya alam ini tergolong sumberdaya alam yang bisa habis dalam jangka pendek jika digunakan dan dicemari secara cepat, namun demikian lambat laun akan dapat diganti melalui proses alamiah misalnya ; pohon-pohon di hutan, rumput di padang rumput, deposit air tanah, udara segar dan lain-lain Sumberdaya alam ini keberadaannya harus dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam kerangka untuk mendorong, mempercepat dan menunjang proses pembangunan wilayah (daerah). Namun demikian penting untuk diperhatikan aspek ketersediaan termasuk daya dukungnya terhadap mobilitas pembangunan daerah, karena apabila sumberdaya alam dengan 3 kategori ini dimanfaatkan dengan tidak bijaksana dan arif maka sudah barang tentu stagnasi dan kemunduran dinamika pembangunan ekonomi wilayah akan semakin cepat menjelma atau merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindarkan.Disamping komponen sumberdaya alam, pada saat ini peranan sumberdaya manusia (human resources) dalam konteks kegiatan pembangunan ekonomi termasuk pembangunan ekonomi daerah (wilayah) semakin signifikan. Faktor sumberdaya manusia ini telah menghadirkan suatu proses pemikiran baru dalam telaah teori-teori pembangunan ekonomi, yang menempatkan sumberdaya manusia sebagai poros utama pembangunan ekonomi baik dalam skala global, nasional maupun daerah. Strategi pembangunan ekonomi yang berbasis pada pengembangan sumberdaya manusia (human resources development) dianggap sangat relevan dan cocok dengan kondisi dan karakter pembangunan ekonomi terutama di negara-negara berkembang sejak era 80-an. Strategi pembangunan ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang pakar perencanaan pembangunan ekonomi berkebangsaan Pakistan yang bernama Mahbub Ul Haq yang pada saat itu menjadi konsultan Utama United Nation Development Programme (UNDP). Mahbub Ul Haq berpendapat bahwa pengembangan sumberdaya manusia harus dijadikan landasan utama dalam kebijakan pembangunan ekonomi di negara-negara sedang berkembang, dan hal ini dianggap penting mengingat ketertinggalan negara-negara berkembang terhadap negara-negara industri maju dalam tingkat kesejahteraan ekonomi seperti kualitas dan standar hidup hanya akan dapat diperkecil manakala terjadi peningkatan yang sangat signifikan dalam pengembangan kualitas sumberdaya manusia.Dari pola pemikiran seperti diatas maka takaran peranan sumberdaya manusia dalam proses pembangunan ekonomi dalam konteks untuk mengurangi kesenjangan pembangunan ekonomi pada dasarnya harus dilihat dari aspek peningkatan kualitasnya. Dengan kualitas sumberdaya manusia yang semakin meningkat, akan dapat mendorong peningkatan produktivitas ekonomi sekaligus sebagai modal dasar untuk memacu pertumbuhan ekonomi.Bagi kebayakan negara-negara yang tingkat pembangunan ekonominya sudah tergolong lebih maju, produktivitas sumberdaya manusia secara teknis telah dijadikan sebagai instrumen terpenting untuk mempertahankan pencapaian laju pertumbuhan ekonomi, sekaligus dalam upaya untuk memperkuat basis struktural perekonomiannya. Dalam era globalisasi, kualitas sumberdaya manusia yang handal akan sangat membantu suatu negara untuk memenangkan kompetisi atau persaingan dalam perekonomian global sekaligus dapat menjaga eksistensi negara tersebut dalam percaturan dan dinamika perekonomian dunia yang semakin kompetitif.

a. Peranan Sumberdaya Ekonomi Dalam Pembangunan Ekonomi Daerah
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam era otonomi daerah dewasa ini, kecepatan dan optimalisasi pembangunan wilayah (daerah) tentu akan sangat ditentukan oleh kapasitas dan kapabilitas sumberdaya ekonomi (baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia). Keterbatasan dalam kepemilikan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang berkulitas dapat menimbulkan kemunduran yang sangat berarti dalam dinamika pembangunan ekonomi daerah. Konsekuensi lain yang ditimbulkan sebagai akibat terbatasnya kapasitas dan kapabilitas sumberdaya ekonomi yang dimiliki daerah adalah ketidakleluasaan daerah yang bersangkutan untuk mengarahkan program dan kegiatan pembangunan ekonominya, dan situasi ini menyebabkan munculnya pula disparitas pembangunan ekonomi wilayah. Kondisi ini tampaknya menjadi tak terhindarkan terutama bila dikaitkan dengan pelaksanaan otonomi daerah dewasa ini.Dalam telaah teoritis, dengan sangat tepat Hadi dan Anwar (1996) yang banyak menganalisis tentang dinamika ketimpangan dan pembangunan ekonomi antar wilayah mengungkapkan bahwa salah satu penyebab munculnya ketimpangan pembangunan ekonomi antar wilayah di Indonesia adalah adanya perbedaan dalam karakteristik limpahan sumberdaya alam (resources endowment) dan sumberdaya manusia (human resources) disamping beberapa faktor lain yang juga sangat krusial seperti perbedaan demografi, perbedaan potensi lokasi, perbedaan aspek aksesibilitas dan kekuasaan (power) dalam pengambilan keputusan serta perbedaan aspek potensi pasar.
Dengan pola analisis sebagaimana diilustrasikan diatas dapat digarisbawahi bahwa pengelolaan, ketersediaan, dan kebijakan yang tepat, relevan serta komprehensif amat dibutuhkan dalam kaitannya dengan percepatan proses pembangunan ekonomi daerah dan penguatan tatanan ekonomi daerah yang pada gilirannya dapat menjamin keberlanjutan proses pembangunan ekonomi dimaksud. Namun amat disayangkan, dinamika pelaksanaan pembangunan ekonomi wilayah (daerah) dalam era otonomi daerah dewasa ini, memiliki atau menampakkan suatu kedenderungan dimana daerah yang kaya akan sumberdaya alam lebih cepat menikmati kemajuan pembangunan bila dibandingkan dengan wilayah lain yang miskin akan sumberdaya alam, hal ini diperparah lagi dengan keterbatasan kualitas sumberdaya manusia. Apabila kondisi seperti ini terus berlanjut maka tidaklah terlalu mengherankan manakala issu tentang ketimpangan pembangunan antara wilayah (kawasan) yang merebak di akhir Pembangunan Jangka Panjang Tahap Pertama yang lalu, kembali muncul dengan sosok yang semakin mengkhawatirkan.Sebagai ilustrasi, berikut ini dikutip pendapat seorang pakar yang banyak menyoroti tentang dinamika otonomi daerah : “.. negara Indonesia kaya akan sumberdaya alam, tetapi rakyatnya banyak yang miskin. Kenyataan paradoksal tersebut tentunya ada penyebabnya, antara lain karena lemahnya pengelolaan manajemen sumberdaya alam serta penguasaan oleh segelintir orang yang rakus. Seiring dengan semangat desentralisasi, sebagian besar kewenangan pengelolaan sumberdaya alam sudah diserahkan kepada daerah, termasuk kewenangan di daerah otoritas seperti kawasan kehutanan, kawasan pertambangan, kawasan pelabuhan dan lain sebagainya yang selama ini tidak tersentuh oleh kewenangan Daerah Kabupaten/ Kota (lihat pasal 129 UU Nomor 22 Tahun 1999). Bagaimana menggunakan sumberdaya alam untuk kepentingan rakyat banyak akan sangat tergantung pada kemauan politik (political will) dan tindakan politik (political action) dari pemerintahan daerah”. (Wasistiono, 2003)





1.2 Sumber Daya Sementara
a. Barang yang Menggunakan Waktu
Produk yang memerlukan pemakaian waktu dala mengkonsumsinya. Contoh: Menonton TV, Memancing, Golf, Tennis (waktu Senggang) Tidur, perawatan pribadi, pulang pergi (waktu wajib)
b. Barang Penghemat Waktu
Produk yang menghemat waktu memungkinkan konsumen meningkatkan waktu leluasa mereka. Contoh: oven microwave, pemotong rumput, fast food
1.3 Sumber Daya Kognitif
Pengertian sumber daya kognitif adalah kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata—skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya— dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme,

a. Periode sensorimotor
Menurut Piaget,bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan untuk mengeksplorasi dunianya. Skema awalnya dibentuk melalui diferensiasi refleks bawaan tersebut. Periode sensorimotor adalah periode pertama dari empat periode. Piaget berpendapat bahwa tahapan ini menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman spatial penting dalam enam sub-tahapan:
1. Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan berhubungan terutama dengan refleks.
2. Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai empat bulan dan berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan.
3. Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat sampai sembilan bulan dan berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan.
4. Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia sembilan sampai duabelas bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi objek).
5. Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas sampai delapan belas bulan dan berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujuan.
6. Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan tahapan awal kreatifitas
b. Tahapan praoperasional
Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan mengamati urutan permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir usia dua tahun jenis yang secara kualitatif baru dari fungsi psikologis muncul. Pemikiran (Pra)Operasi dalam teori Piaget adalah prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek-objek. Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai. Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda.
Menurut Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul antara usia dua sampai enam tahun. Dalam tahapan ini, anak mengembangkan keterampilan bahasanya. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Bagaimanapun, mereka masih menggunakan penalaran intuitif bukan logis. Di permulaan tahapan ini, mereka cenderung egosentris, yaitu, mereka tidak dapat memahami tempatnya di dunia dan bagaimana hal tersebut berhubungan satu sama lain. Mereka kesulitan memahami bagaimana perasaan dari orang di sekitarnya. Tetapi seiring pendewasaan, kemampuan untuk memahami perspektif orang lain semakin baik. Anak memiliki pikiran yang sangat imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda yang tidak hidup pun memiliki perasaan.
c. Tahapan operasional konkrit
Tahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul antara usia enam sampai duabelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai. Proses-proses penting selama tahapan ini adalah:
• Pengurutan—kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil.
• Klasifikasi—kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme(anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan)
• Decentering—anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap cangkir lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil yang tinggi.
• Reversibility—anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.
• Konservasi—memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain.
d. Penghilangan sifat Egosentrisme—kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa Siti akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang.
e. Tahapan operasional formal
Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam teori Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada "gradasi abu-abu" di antaranya. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif penawaran normal, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional konkrit.


Informasi umum mengenai tahapan-tahapan
Keempat tahapan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
• Walau tahapan-tahapan itu bisa dicapai dalam usia bervariasi tetapi urutannya selalu sama. Tidak ada ada tahapan yang diloncati dan tidak ada urutan yang mundur.
• Universal (tidak terkait budaya)
• Bisa digeneralisasi: representasi dan logika dari operasi yang ada dalam diri seseorang berlaku juga pada semua konsep dan isi pengetahuan
• Tahapan-tahapan tersebut berupa keseluruhan yang terorganisasi secara logis
• Urutan tahapan bersifat hirarkis (setiap tahapan mencakup elemen-elemen dari tahapan sebelumnya, tapi lebih terdiferensiasi dan terintegrasi)
• Tahapan merepresentasikan perbedaan secara kualitatif dalam model berpikir, bukan hanya perbedaan kuantitatif
Proses perkembangan
Seorang individu dalam hidupnya selalu berinteraksi dengan lingkungan. Dengan berinteraksi tersebut, seseorang akan memperoleh skema. Skema berupa kategori pengetahuan yang membantu dalam menginterpretasi dan memahami dunia. Skema juga menggambarkan tindakan baik secara mental maupun fisik yang terlibat dalam memahami atau mengetahui sesuatu. Sehingga dalam pandangan Piaget, skema mencakup baik kategori pengetahuan maupun proses perolehan pengetahuan tersebut. Seiring dengan pengalamannya mengeksplorasi lingkungan, informasi yang baru didapatnya digunakan untuk memodifikasi, menambah, atau mengganti skema yang sebelumnya ada. Sebagai contoh, seorang anak mungkin memiliki skema tentang sejenis binatang, misalnya dengan burung. Bila pengalaman awal anak berkaitan dengann burung kenari, anak kemungkinan beranggapan bahwa semua burung adalah kecil, berwarna kuning, dan mencicit. Suatu saat, mungkin anak melihat seekor burung unta. Anak akan perlu memodifikasi skema yang ia miliki sebelumnya tentang burung untuk memasukkan jenis burung yang baru ini.
Asimilasi adalah proses menambahkan informasi baru ke dalam skema yang sudah ada. Proses ini bersifat subjektif, karena seseorang akan cenderung memodifikasi pengalaman atau informasi yang diperolehnya agar bisa masuk ke dalam skema yang sudah ada sebelumnya. Dalam contoh di atas, melihat burung kenari dan memberinya label "burung" adalah contoh mengasimilasi binatang itu pada skema burung si anak.
Akomodasi adalah bentuk penyesuaian lain yang melibatkan pengubahan atau penggantian skema akibat adanya informasi baru yang tidak sesuai dengan skema yang sudah ada. Dalam proses ini dapat pula terjadi pemunculan skema yang baru sama sekali. Dalam contoh di atas, melihat burung unta dan mengubah skemanya tentang burung sebelum memberinya label "burung" adalah contoh mengakomodasi binatang itu pada skema burung si anak.
Melalui kedua proses penyesuaian tersebut, sistem kognisi seseorang berubah dan berkembang sehingga bisa meningkat dari satu tahap ke tahap di atasnya. Proses penyesuaian tersebut dilakukan seorang individu karena ia ingin mencapai keadaan equilibrium, yaitu berupa keadaan seimbang antara struktur kognisinya dengan pengalamannya di lingkungan. Seseorang akan selalu berupaya agar keadaan seimbang tersebut selalu tercapai dengan menggunakan kedua proses penyesuaian di atas.
Dengan demikian, kognisi seseorang berkembang bukan karena menerima pengetahuan dari luar secara pasif tapi orang tersebut secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya.

1.4 Pengetahuan Organisasi:
Pengetahuan Konsumen akan Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Apa yang dibeli, berapa banyak yang dibeli, dimana membeli dan kapan membeli akan tergantung kepada pengetahuan konsumen mengenai hal-hal tersebut.
Pengetahuan Konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.
(1) Pengetahuan ttg karakteristik/atribut produk
(2) Pengetahuan ttg manfaat produk
(3) Pengetahuan ttg kepuasan yg diberikan produk kepada konsumen.
(1) Manfaat Fungsional, yaitu manfaat yg dirasakan konsumen secara fisiologis
(2) Manfaat Psikososial, yaitu aspek psikologis dan aspek sosial yang dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi suatu produk

Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Vario Pada Masyarakat di Wilayah Pamulang

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
 Berdasarkan hasil dari data di atas dapat di uji dengan Uji regresi linier berganda menunjukkan Y = 1,279 + 0,307 X1 + 0,201 X2 + 0,123 X3 + 0,281 X4 + 0,301 X5.
 untuk mendapatkan posisi nomer satu, honda bulan Agustus 2007 merilis Honda beatyang tampangnya lebih ramping . Rupanya Honda sadar bahwa walau pun Honda beat dibuat untuk wanita, tetapi pemakai beat justru lebih banyak pria. Sedangkan Yamaha Nouvo cukup berada di posisi 4 mengungguli Kymco si pelopor pertama sepeda motor outomatik.
B. Saran
dari studi ini sebaiknya penelitian selanjutnya dilakukan dengan memperluas responden dan mengembangkan variabel-variabel yang diteliti dan diuji lagi dengan menggunakan metode dan pendekatan yang berbeda Studi ini memberikan implikasi bagi pemasar yaitu dengan lebih meningkatkan frekuensi iklan, kejelasan informasi produk, dan inovasi dalam beriklan dengan cara membuat iklan yang bagus dan menarik dibandingkan dengan merek lain.

C. Daftar pustaka

Albari, (2002), “Mengenal Perilaku Konsumen Mengenai Penelitian Motivasi”,
Jurnal Siasat Bisnis, UII, No. 7 Vol. 1, Yogyakarta.

Aryani, Lilis, (2005), Pengaruh Kualitas Produk, Promosi dan Pelayanan
Distributor Terhadap Keputusan Pembelian, Skripsi FE Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Kotler, Philip. (1997), Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan
Implementasi Dan Kontrol, Jilid 1, Jakarta, PT. Prehalindo.

Swastha, Basu & Handoko, Hani, (2000), Manajemen Pemasaran : Analisa
Perilaku Konsumen, Edisi pertama, BPFE Yogyakarta.

www.yamaha-motor.co.id
WWW.google.com

Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Vario Pada Masyarakat di Wilayah Pamulang

Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Vario Pada Masyarakat di Wilayah Pamulang
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Deskripsi data
Sepeda motor model Skutermatik semakin melaju. Kontribusinya
hampir setara dengan penjualan sepeda motor model Bebek 125cc ke atas
yang merupakan produk andalan. Kehidupan masyarakat modern saat ini turut mempengaruhi pola perilaku masyarakat dalam pembelian. Kehidupan modern seringkali di identikkan dengan gaya hidup yang selalu mengikuti trend atau perkembangan jaman. Dalam kondisi seperti ini, keputusan memilih merek turut berperan dalam gaya hidup modern, sehingga keinginan untuk membeli produk yang bermerek turut mewarnai pola konsumsi seseorang.
B. Hasil penelitian
Volume penjualan semester pertama tahun 2007
Skutik
Posisi Model / Type Penjualan
1 Yamaha mio 224.190
2 Honda beat 220.180
3 Suzuki Spin 27.809
4 Yamaha Nouvo 8.388
5 Kymco Free 2.711
Sumber: Tabloid Otomotif (Edisi 16/XVII/2007, 20 juli 2007)

Prestasi yang baik diraih oleh Honda vario yang mampu berada di
posisi 2 padahal ini termasuk skutermatik yang baru datang belakangan. Tentu
saja perusahaan honda tidak tinggal diam. Dan untuk mendapatkan posisi nomer satu, honda bulan Agustus 2007 merilis Honda beat
yang tampangnya lebih ramping . Rupanya Honda sadar bahwa walau pun
Honda beat dibuat untuk wanita, tetapi pemakai beat justru lebih banyak
pria. Sedangkan Yamaha Nouvo cukup berada di posisi 4 mengungguli
Kymco si pelopor pertama sepeda motor outomatik.Tabloid Otomotif (Edisi
16/XVII/2007, 20 juli 2007)

C. Analisis
Pada bagian ini diuraikan gambaran umum masyarakat di
wilayah kota Pamulang, serta hasil analisis data statistik yang
terdiri dari uji validitas danuji reliabilitas instrumen, analisis
linier berganda dan uji statistik (uji t, uji f dan uji koefisien
determinasi).

Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Vario Pada Masyarakat di Wilayah Pamulang

Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Vario Pada Masyarakat di Wilayah Pamulang
BAB III
METODOLOGI
A. Data
Jenis data dan tehnik pengumpulan data
 Data dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif dengan alat analisis tabulasi silang.
 teknik pengambilan sample yaitu accidental sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan penyebaran kuesioner.
B. Variabel
koefisien korelasi.
Koefisien Determinasi.
regresi linier sederhana dan regresi linier berganda.
C. Alat analisis
I. Analisis kuantitatif
Analisis kualitatif merupakan bentuk analisis yang berdasarkan dari data yang dinyatakan dalam bentuk uraian. Analisis kualitatif ini digunakan untuk membahas dan menerangkan hasil penelitian tentang berbagai gejala atau kasus yang dapat diuraikan dengan kalimat.
II. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif merupakan analisis yang digunakan terhadap data yang berwujud angka – angka dan cara pembahasannya dengan Dalam penelitian ini menggunakan program SPSS.


D. Model penelitian
 Cluster Random Sampling
adalah teknik memilih sebuah sampel dari kelompok-kelompok unit yang kecil.

Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Vario Pada Masyarakat di Wilayah Pamulang

Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Vario Pada Masyarakat di Wilayah Pamulang
BAB II
LANDASAN TEORI

A. TEORI DASAR
a. pengertian konsumen
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.[1] Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali (Jawa: kulakan), maka dia disebut pengecer atau distributor. Pada masa sekarang ini bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen adalah raja sebenarnya, oleh karena itu produsen yang memiliki prinsip holistic marketing sudah seharusnya memperhatikan semua yang menjadi hak-hak konsumen.

b. Konsep umum /rumus
Data dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif dengan alat analisis tabulasi silang, koefisien korelasi, koefisien,determinasi.
regresi linier sederhana dan regresi linier berganda serta pengujian hipotesis menggunakan uji t dan uji F.

c. Variabel
• Model sampling : pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling.
• alat analisis tabulasi silang, koefisien korelasi, koefisien,determinasi, regresi linier sederhana dan regresi linier berganda.
• pengambilan sampel dengan penyebaran kuesioner.

d. Hipotesis
Hasil penelitian sementara berpengaruh terhadap variabel –variabel di atas….

Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Vario Pada Masyarakat di Wilayah Pamulang

Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Vario Pada Masyarakat di Wilayah Pamulang
BAB I
PENDAHULUAN


1. LATAR BELAKANG MASALAH

Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik,
karena preferensi dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Selain itu
konsumen berasal dari beberapa segmen, sehingga apa yang diinginkan dan
dibutuhkan juga berbeda. Masih terdapat banyak faktor yang berpengaruh
terhadap keputusan pembelian. Produsen perlu memahami perilaku konsumen
terhadap produk atau merek yang ada di pasar, selanjutnya perlu dilakukan
berbagai cara untuk membuat konsumen tertarik terhadap produk yang
dihasilkan.
Assael (1995) dalam Sodik (2004) mengembangkan model perilaku
konsumen dengan menetapkan tiga faktor yang berpengaruh terhadap perilaku
konsumen.
Faktor pertama yang berpengaruh pada konsumen adalah stimuli.
Stimuli menunjukkan penerimaan informasi oleh konsumen dan pemprosesan
informasi terjadi saat konsumen mengevaluasi informasi dari periklanan,
teman atau dari pengalaman sendiri. Pengaruh kedua berasal dari Hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi proses
atau keputusan pembelian telah banyak dilakukan. Melalui riset ini akan
dianalisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap keputusan
pembelian sepeda motor HondaVario . Ketertarikan pemilihan merek tersebut
karena produk sepeda motor Honda vario semakin diminati tidak hanya
dikalangan wanita Indonesia tetapi juga seluruh kalangan anak muda. Gaya
hidup modern merupakan salah satu faktor individu yang dapat
mempengaruhi perilaku pembelian seseorang, Sepeda motor Honda vario
adalah salah satu sepeda motor outometic atau disebut juga Skutermatik yang
dulunya di rancang khusus untuk wanita, tetapi sekarang diminati oleh semua
kalangan anak muda.
2. Masalah
a. Batasan masalah
berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan sebelumnya, permasalahan yang dihadapi adalah volume penjualan sepedah motor honda vario yang berada diposisi no 2 sehingga pihak honda sendiri harus merilis produk baru yang dia beri nama honda beat.
Dilihat dari pendahuluan di atas di tarik beberapa pertanyaan yaitu:
 Apakah kualitas produk berpegaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian produk sepeda motor Honda vario pada masyarakat wilayah Pamulang?
 Apakah promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk sepeda motor Honda vario pada masyarakat wilayah Pamulang?
 Apakah desain berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk sepeda motor Honda vario pada masyarakat wilayah Pamulang?
 Apakah secara bersama-sama kualitas produk, promosi, dan desain berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk sepeda motor honda vario pada masyarakat wilayah Pamulang?
 Faktor manakah diantara kualitas produk, promosi, dan desain yang mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian produk sepeda motor honda vario pada masyarakat wilayah Pamulang?




b. Tujuan penelitian
sesuai dari rumusan masalah di atas dapat di lihat tujuan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produksi, promosi, dan desain
terhadap keputusan pembelian produk sepeda motor Honda vario pada
masyarakat wilayah Pamulang baik secara sendiri-sendiri maupun secara
bersama-sama.
2. Untuk mengetahui faktor yang mempunyai pengaruh dominan terhadap
keputusan pembelian produk sepeda motor Honda vario pada masyarakat
wilayah Pamulang.

c. kerangka teori
 kualitas produk berpegaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian produk
 promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
produk
 desain berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
produk
 secara bersama-sama kualitas produk, promosi, dan desain
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk












Keterangan
Sepeda motor model Skutermatik semakin melaju. Kontribusinya
hampir setara dengan penjualan sepeda motor model Bebek 125cc ke atas
yang merupakan produk andalan. Dapat dilihat tercatat volume penjualan
semester pertama tahun 2007 sebagai berikut:

Tabel 1.1
Volume penjualan semester pertama tahun 2007
Skutik
Posisi Model / Type Penjualan
1 Yamaha mio 224.190
2 Honda beat 220.180
3 Suzuki Spin 27.809
4 Yamaha Nouvo 8.388
5 Kymco Free 2.711
Sumber: Tabloid Otomotif (Edisi 16/XVII/2007, 20 juli 2007)

Prestasi yang baik diraih oleh Honda vario yang mampu berada di
posisi 2 padahal ini termasuk skutermatik yang baru datang belakangan. Tentu
saja perusahaan honda tidak tinggal diam. Dan untuk mendapatkan posisi nomer satu, honda bulan Agustus 2007 merilis Honda beat
yang tampangnya lebih ramping . Rupanya Honda sadar bahwa walau pun
Honda beat dibuat untuk wanita, tetapi pemakai beat justru lebih banyak
pria. Sedangkan Yamaha Nouvo cukup berada di posisi 4 mengungguli
Kymco si pelopor pertama sepeda motor outomatik.Tabloid Otomotif (Edisi
16/XVII/2007, 20 juli 2007)

Selasa, 23 November 2010

Pengaruh harga dan citra merk ponsel nokia terhadap keputusan pembelian.

1. Tema : keputusan pembelian
Pengarang : hasta indar
Tahun pembuatan : 2009

2. Judul : Pengaruh harga dan citra merk ponsel nokia terhadap keputusan pembelian.

3. Latar belakang masalah :
Ponsel sangat diperlukan oleh masyarakat untuk melakukan komunikasi dan keberadaan ponsel saat ini bukan termasuk barang mewah. Ponsel merupakan alat komunikasi modern dimana dari waktu ke waktu mengalami perkembangan yang cukup pesat. Perilaku konsumen dalam menentukan keputusan pembelian selalu berubah. Begitu juga dengan usaha di bidang ponsel. Dengan kemajuan teknologi, saat ini terdapat bermacam-macam merek ponsel di pasaran.
Masalah : disebabkan karena adanya fenomena atau masalah yang terjadi pada penjualan ponsel Nokia yaitu penurunan penjualan yang terjadi pada tahun 2007.
Tujuan : untuk mengetahui pengaruh harga dan citra merek terhadap keputusan pembelian ponsel Nokia N Series.
4. Metodologi
a. Data dan variabel.
teknik pengambilan sample yaitu accidental sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan penyebaran kuesioner kepada mahasiswa FISIP UNDIP yang menggunakan ponsel Nokia N Series dan secara kebetulan ditemui pada saat penelitian dilakukan.
Variabel : keputusan pembelian karena selalu berubah sesuai dengan elera masing masing.
b. Model sampling
Besarnya pengambilan sampel dalam penelitian ini sebanyak 98 responden dengan menggunakan teknik pengambilan sample yaitu accidental sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan penyebaran kuesioner kepada mahasiswa and masyarakat yang menggunakan ponsel Nokia N Series .
c. Tahapan penelitian
• pengambilan sampel dengan penyebaran kuesioner.
• Brtenya langsung kpd yang menggunakan ponsel Nokia N S.

5. Hasil dan pembahasan
secara simultan (bersama-sama) ada pengaruh yang signifikan dan positif antara Tingkat Harga (X1) dan Citra Merek (X2) terhadap keputusan pembelian (Y).

6. Kesimpulan dan saran
Kesimpulan : Hasil penelitian diperoleh bahwa secara parsial (individu) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara tingkat harga (X1) terhadap keputusan pembelian ponsel Nokia N Series (Y); secara parsial (individu) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara citra merek ponsel (X2) terhadap keputusan pembelian ponsel Nokia N Series (Y);

Saran : Saran-saran yang dapat diajukan di dalam penelitian ini antara lain produsen Nokia N Series harus lebih memperhatikan faktor tingkat harga yang ditetapkan agar keputusan pembelian akan semakin meningkat, khususnya dalam hal kesesuaian antara penetapan harga, harga accessories hendaknya terjangkau, serta pemberian diskon juga perlu dilakukan untuk memberikan daya

Senin, 22 November 2010

pengauh harga dan produk terhadap keputusan pembelian sepedah motor Suzuki shogun baru di PT. Cipto lancar abadi Kendal.

1. Tema : keputusan pembelian
a. Pengarang : Danu Hermanto
b. Tahun pembuatan : 2004
2. Judul : pengauh harga dan produk terhadap keputusan pembelian sepedah motor Suzuki shogun baru di PT. Cipto lancar abadi Kendal.
3. Latar belakang masalah :
Meningkatnya persaingan dan jumlah pesaing menuntut perusahaan untuk selalu
memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen. Sesuai dengan iklim persaingan yang semakin ketat, perusahaan harus mampu memiliki keunggulan bersaing, sehingga dapat menarik konsumen,untuk melakukan keputusan kepada produk yang dijualnya. Di tengah melemahnya daya beli masyarakat terhadap produk sudah barang tentu mengindikasikan tentang tercapainya titik jenuh konsumen, sehingga kenaikan harga secara faktual tidak mungkin lagi ditentukan. Kebijakan PT.Cipto Lancar Sanjaya Abadi yang merupakan dealer khusus sepeda motor merek Suzuki di wilyhKendal untuk menarik konsumen diprioritaskan pada faktor harga dan kualitas produk, sebagai salah satu pemicu keputusan pembelian pada konsumen. Dengan harga yang terjangkau dankualitas produk yang handal, serta mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen,maka dapat diharapkan penjualan produk akan terus meningkat. Penelitian ini diajukan untuk mengkaji pengaruh harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian sepeda motor Shogun.

Tujuan : untuk menarik konsumen diprioritaskan pada faktor harga dan kualitas produk, sebagai salah satu pemicu keputusan pembelian pada konsumen. Dengan harga yang terjangkau dan kualitas produk yang handal, serta mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen,maka dapat diharapkan penjualan produk akan terus meningkat. Penelitian ini diajukan untuk mengkaji pengaruh harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian sepeda motor Shogun.




4. Metodologi.
a. Data dan variabel.
data dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif dengan alat analisis tabulasi silang, koefisien korelasi, koefisiendeterminasi, regresi linier sederhana dan regresi linier berganda serta pengujian hipotesis menggunakan uji t dan uji F.
variabel : alat analisis tabulasi silang, koefisien korelasi, koefisien
determinasi, regresi linier sederhana dan regresi linier berganda.

b. Model sampling
Penelitian ini termasuk dalam tipe eksplanatory research dengan jumlah sampel 100 responden. Teknik sampling yang digunakan yaitu Purposive Sampling.

c. Tahap penelitian
• Menganalisis data secara kualitatif dan kuantitatif
• pengujian hipotesis
5. Hasil pembahasan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel keterjangkauan harga
berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian sepeda motor Shogun, dan variabel kualitas produk juga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian sepeda motor Shogun. Secara bersama-sama keterjangkauan harga dan kualitas produk berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Shogun.

6. Kesimpulan dan saran.
Kesimpulan : Kebijakan PT.
Cipto Lancar Sanjaya Abadi yang merupakan dealer khusus sepeda motor merek Suzuki di wilayah Kendal untuk menarik konsumen diprioritaskan pada faktor harga dan kualitas produk, sebagai salah satu pemicu keputusan pembelian pada konsumen. Dengan harga yang terjangkau dan kualitas produk yang handal, serta mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen,
maka dapat diharapkan penjualan produk akan terus meningkat. Penelitian ini diajukan untuk mengkaji pengaruh harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian sepeda motor Shogun.

Saran : agar meningkatkan kualitas produk sepeda motor Shogun.
Adapun salah satu cara yang ditempuh adalah menyediakan jumlah stock produk yang banyak diminati masyarakat Kendal, serta kelengkapan sarana pendukung setiap pembelian sepeda motor (helm standar, jaket, serta satu set kunci peralatan atau keamanan motor), sehingga konsumen akan merasa puas dalam memutuskan pembelian.

keputusan pembelian televisi LG terhadap daya beli masyarakat Surakarta.

1. Tema : Keputusan Pembelian
Pengarang : Fitria Indriani Hapsari
Tahun pembuatan : 2009
2. Judul : keputusan pembelian televisi LG terhadap daya beli masyarakat Surakarta.
3. Latar belakang masalah :
Permintaan televisi terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Masyarakat Surakarta sendiri banyak menggunakan televisi sebagai media hiburan maupun media informasi.

Masalah : Banyak type televisi yang ditawarkan di pasaran dari berbagai merek dan dari negara asal produk tersebut diproduksi. Sehingga saya ingin mengetahui seberapa besar selera masyarakat terhadap merk LG.

Tujuan : untuk mengetahui pengaruh negara asal, harga produk, iklan, kesadaran merek, dan pendapatan konsumen terhadap keputusan pembelian.
4. Metodologi :
a. Data dan variabel.
Obyek dalam penelitian ini adalah masyarakat Surakarta yang memiliki merk tv LG.
Variabel : yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen adalah variabel negara asal kemudian diikuti dengan pendapatan konsumen, kesadaran merek, harga dan iklan.
b. Model sampling : pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 140 orang. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil pengujian yang diperoleh mengindikasi hubungan yang positif dan signifikan antar variabel. Uji regresi linier berganda menunjukkan Y = 1,279 + 0,307 X1 + 0,201 X2 + 0,123 X3 + 0,281 X4 + 0,301 X5.
c. Tahapan penelitian
• survei dengan teknik pengambilan sampel.
• Pembagian sampel.
• Uji regresi linear berganda.
5. Hasil dan pembahasan
• Hasil pengujian yang diperoleh mengindikasi hubungan yang positif dan signifikan antar variabel.
• Hasil uji-t menunjukkan ada pengaruh secara parsial antar variabel independen terhadap variabel dependen.
• Uji model pada setiap indikator.
6. Kesimpulan dan saran.
a. Kesimpulan : Sampel dalam penelitian ini berjumlah 140 orang, F hitung = 34,195 dan sig. 0,000, R2 diperoleh sebesar 0,561, variasi keputusan pembelian sebesar 56,1%, sisanya sebesar 43,9% dipengaruhi dari variabel yang tidak penulis teliti.
b. Saran : dari studi ini sebaiknya penelitian selanjutnya dilakukan dengan memperluas responden dan mengembangkan variabel-variabel yang diteliti dan diuji lagi dengan menggunakan metode dan pendekatan yang berbeda Studi ini memberikan implikasi bagi pemasar yaitu dengan lebih meningkatkan frekuensi iklan, kejelasan informasi produk, dan inovasi dalam beriklan dengan cara membuat iklan yang bagus dan menarik dibandingkan dengan merek lain.

Sabtu, 06 November 2010

Perilaku konsumen berdasarkan status dan kelas sosial

Perilaku konsumen berdasarkan status dan kelas sosial

Bab I
Pendahuluan
Pengartian perilaku konsumen menurut Loudon dan Della Bitta (1993) adalah: “Consumer behavior may be defined as the decision process and physical activity individuals engage in when evaluating, acquiring, using, or disposing of goods and services”. Pengertian tersebut berarti roses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa. Sedangkan menurut Shiffman dan Kanuk (2000) adalah “Consumer behavior can be defined as the behavior that customer display in searching for, purchasing, using, evaluating, and disposing of products, services, and ideas they expect will satisfy they needs”. Pengertian tersebut berarti perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.
perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian. Pada tahap sebelum pembelian konsumen akan melakukan pencarian informasi yang terkait produk dan jasa. Pada tahap pembelian, konsumen akan melakukan pembelian produk, dan pada tahap setelah pembelian, konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja produk, dan akhirnya membuang produk setelah digunakan.
Konsumen dapat merupakan seorang individu ataupun organisasi, mereka memiliki peran yang berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka mungkin berperan sebagai initiator, influencer, buyer, payer atau user.
Dalam upaya untuk lebih memahami konsumennya sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan dapat menggolongkan konsumennya ke dalam kelompok yang memiliki kemiripan tertentu, yaitu pengelompokan menurut geografi, demografi, psikografi, dan perilaku.
Prilaku perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh salah satunya kelas dan status social
Tujuan
Untuk menjelaskan tentang pengaruh pngeruh kelas social budaya berdasarkan kelas dan status soisial agar makalah ini bermanfaat bagi pembacanya.

Rumusan masalah
Apa Pengertian kelas dan status social
dampak yang ditimbulkan karena adanya status sosial?
akbiat dari pengaruh perbedaan kelas social untuk perilaku konsumen

BAB II
Pembahasan
2.1 Definisi status dan kelas social
A. pengertian kelas sosial

Kelas sosial didefinisikan sebagai suatu strata ( lapisan ) orang-orang yang berkedudukan sama dalam kontinum ( rangkaian kesatuan ) status sosial. Definisi ini memberitahukan bahwa dalam masyarakat terdapat orang-orang yang secara sendidi-sendidi atau bersama-sama memiliki kedudukan social yang kurang lebih sama. Mereka yang memiliki kedudukan kurang lebih sama akan berada pada suatu lapisan yang kurang lebih sama pula.
Kelas sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang sama, dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah. Kategori kelas sosial biasanya disusun dalam hierarki, yang berkisar dari status yang rendah sampai yang tinggi. Dengan demikian, para anggota kelas sosial tertentu merasa para anggota kelas sosial lainnya mempunyai status yang lebih tinggi maupun lebih rendah dari pada mereka. Aspek hierarkis kelas sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen membeli berbagai produk tertentu karena produk-produk ini disukai oleh anggota kelas sosial mereka sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen mungkin menghindari berbagai produk lain karena mereka merasa produk-produk tersebut adalah produk-produk “kelas yang lebih rendah”.

Dalam lingkungan masyarakat kita melihat bahwa ada pembeda-bedaan yang berlaku dan diterima secara luas oleh masyarakat. Di sekitar kita ada orang yang menempati jabatan tinggi seperti gubernur dan wali kota dan jabatan rendah seperti camat dan lurah. Di sekolah ada kepala sekolah dan ada staf sekolah. Di rt atau rw kita ada orang kaya, orang biasa saja dan ada orang miskin.
Perbedaan itu tidak hanya muncul dari sisi jabatan tanggung jawab sosial saja, namun juga terjadi akibat perbedaan ciri fisik, keyakinan dan lain-lain. Perbedaan ras, suku, agama, pendidikan, jenis kelamin, usia atau umur, kemampuan, tinggi badan, cakep jelek, dan lain sebagainya juga membedakan manusia yang satu dengan yang lain.
Beragamnya orang yang ada di suatu lingkungan akan memunculkan stratifikasi sosial (pengkelas-kelasan) atau diferensiasi sosial (pembeda-bedaan).
• Arti Definisi / Pengertian Status Sosial :
Status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya (menurut Ralph Linton). Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah.
• Arti Definisi / Pengertian Kelas Sosial :
Kelas sosial adalah stratifikasi sosial menurut ekonomi (menurut Barger). Ekonomi dalam hal ini cukup luas yaitu meliputi juga sisi pendidikan dan pekerjaan karena pendidikan dan pekerjaan seseorang pada zaman sekarang sangat mempengaruhi kekayaan / perekonomian individu.
• Arti Definisi / Pengertian Stratifikasi Sosial :
Stratifikasi sosial adalah pengkelasan / penggolongan / pembagian masyarakat secara vertikal atau atas bawah. Contohnya seperti struktur organisasi perusahaan di mana direktur berada pada strata / tingkatan yang jauh lebih tinggi daripada struktur mandor atau supervisor di perusahaan tersebut.
• Arti Definisi / Pengertian Diferensiasi Sosial :
Diferensiasi sosial adalah pengkelasan / penggolongan / pembagian masyarakat secara horisontal atau sejajar. Contohnya seperti pembedaan agama di mana orang yang beragama islam tingkatannya sama dengan pemeluk agama lain seperti agama konghucu, budha, hindu, katolik dan kristen protestan.


A. Macam-Macam / Jenis-Jenis Status Sosial
1.Ascribed Status
Ascribed status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.
2. Achieved Status
Achieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja keras dan usaha yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dll.
3. Assigned Status
Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan sebagainya.
B. Macam-Macam / Jenis-Jenis Stratifikasi Sosial
1. Stratifikasi Sosial Tertutup
Stratifikasi tertutup adalah stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat tersebut tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali serta di Jawa ada golongan darah biru dan golongan rakyat biasa. Tidak mungkin anak keturunan orang biasa seperti petani miskin bisa menjadi keturunan ningrat / bangsawan darah biru.
2. Stratifikasi Sosial Terbuka
Stratifikasi sosial terbuka adalah sistem stratifikasi di mana setiap anggota masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu ke tingkatan yang lain.
Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan sebagainya. Seseorang yang tadinya miskin dan bodoh bisa merubah penampilan serta strata sosialnya menjadi lebih tinggi karena berupaya sekuat tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih baik dengan sekolah, kuliah, kursus dan menguasai banyak keterampilan sehingga dia mendapatkan pekerjaan tingkat tinggi dengan bayaran / penghasilan yang tinggi.


2.2 Dampak dari perbedaan kelas dan status sosial dalam masyarakat
Pengaruh Deferensiasi Social dalam Masyarakat
Deferensiasi social sebagai gejalayang universal dalam kehidupan masyarakat dan membedakan masyarakat secara horizontal, tentu akan membawa dampak dan pengaruh pada kehidupan bersama. Pembedaan secara horizontal ini tetap akan membawa konsekuensi bagi kelompok-kelompok social yang ada. Ikuti penjelasan dampak derensiasi social dalam masyarakat.
Fanatisme
Pengelompokan masyarakat berdasarkan demensi horizontal inimemiliki dampak pada fanatisme kelompok yang bersangkutan,. Anggota kelompok memiliki ikatan yang kuat dengan kelompoknya dan sekaligus membedakan dirinya dengan kelompok lain. Misalnya deferensiasi berdasarkan agama, akan menmimbulkan fanatisme bagi setiap pemeluk agama yang bersangkutan dan mereka sekaligus membedakan diri dengan kelompok beragama lainya.
Batas-batas kelompoknya lebih jelas dan batas kelompok yang lain juga jelas oleh karena itu fanatisme dapat tumbuh dan berkembang sebagai dampak dari deferensiasi social.
Solidaritas
Solidaritas atau ikatan kebersamaan dapat juga terjadi akibat deferensiasi social yang ada. Solidaritas tumbuh dan berkembang diantara mereka. Deferensiasi karena suku bangsa atau etnik akan membuat ikatan mereka se etnik jauh lebih kuat dibandingkan dengan ikatan mereka diluar etnik. Lebih-lebih bila mereka berada diluar etniknya sebagai pendatang pada etnik yang berbeda, maka solidaritas diantara mereka akan tumbuh dan berkembang sehingga rasa solidaritas diantara mereka semakin tinggi.
Mereka merasa satu bagian dari bagian yang besar dan mereka selalu menyatakan bahwa dirinya adalah bagian dari mereka yang besar tersebut.
Toleransi
Pemahaman akan perbedaan yang horizontal diantara kelompok social yang digolongkan berdasarkan deferensiasi social akan menumbuhkan toleransi diantara mereka.
Mereka mengetahui perbedaan dan batas-batas social diantara mereka. Batas kelompok mereka mereka pahami; kesadaran akan kelompoknya juga mereka merasakan. Sisi lain mereka mengetahui batas-batas dari kelompok deferensiasi social lainya. Pemahaman tentang dirinya dan pemaahaman terhadap diri orang lain akan menyebabkan tumbuhnya toleransi diantara mereka. Mereka menghargai apa yang ada pada kelompok lain dan kelompok lain memahami dan menyadari perbedaan yang ada dalam kelomponya.
Kesadaran akan batas dan perbedaan antara kelompok yang berbeda ini merupakan kesadaran social yang menumbuhkan rasa mau menghargai perbedaan sebagai wujud toleransi social yang ada
Pengaruh Startifikasi Sosial dalam Masyarakat
Stratifikasi social adalah pembedaan masyarakat kedalam lapisan-lapisan social berdasatrkan demensi vertical akan memiliki pengaruh terhadap kehidupan bersama dalam masyarakat. Ikuti urain tentang dampak stratifikasi social dalam kehidupan masyarakat berikut ini.
Eklusivitas
Stratifikasi social yang membentuk lapisan-lapisan social juga merupakan sub-culture, telah menjadikan mereka dalam lapisan-lapisan gtertentu menunjukan eklusivitasnya masing-masing. Eklusivitas dapat berupa gaya hidup, perilaku dan juga kebiasaan mereka yang sering berbeda antara satu lapisan dengan lapisan yang lain.
Gaya hidup dari lapisan atas akan berbeda dengan gaya hidup lapisan menengah dan bawah. Demikian juga halnya dengan perilaku masing-masing anggotanya dapat dibedakan; sehingga kita mengetahui dari kalangan kelas social mana seseorang berasal.
Eklusivitas yang ada sering membatasi pergaulan diantara kelas social tertentu, mereka enggan bergaul dengan kelas social dibawahnya atau membatasi diri hanya bergaul dengan kelas yang sanma dengan kelas mereka.
Etnosentrisme
Etnosentrisme dipahami sebagai mengagungkan kelompok sendiri dapat terjadi dalam stratifikasi social yang ada dalam masyarakat. Mereka yang berada dalam stratifikasi social atas akan menganggap dirinya adalah kelompok yang paling baik dan menganggap rendah dan kurang bermartabat kepada mereka yang berada pada stratifikasi social rendah.
Pola perilaku kelas social atas dianggap lebih berbudaya dibandingkan dengan kelas social di bawahnya. Sebaliknya kelas social bawah akan memandang mereka sebagai orang boros dan konsumtif dan menganggap apa yang mereka lakukan kurang manusiawi dan tidak memiliki kesadaran dan solidaritas terhadap mereka yang menderita. Pemujaan terhadap kelas sosialnya masing-masing adalah wujud dari etnosentrisme.

Konflik Sosial
Perbedaan yang ada diantara kelas social dapt menyebabkan terjadinya kecemburuan social maupun iri hati. Jika kesenjangan karena perbedaan tersebut tajam tidak menutup kemungkinan terjadinya konflik social antara kelas social satu dengan kelas social yang lain.
Misalnya demonstrasi buruh menuntut kenaikan upah atau peningkatan kesejahteraan dari [perusahaan dimana mereka bekerja adalah salah satu konflik yang terjadi karena stratifikasi social yang ada dalam masyarakat.
2.3 Pengaruh perbedaankelompok dan kelas sosial terhadap perilaku konsumen
• Kelas Sosial
Kelas sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang sama`dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Kategori kelas sosial biasanya disusun dalam hierarki, yang berkisar dari status yang rendah sampai yang tinggi. Dengan demikian, para anggota kelas sosial tertentu merasa para anggota kelas sosial lainnya mempunyai status yang lebih tinggi maupun lebih rendah dari pada mereka.
Aspek hierarkis kelas sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen membeli berbagai produk tertentu karena produk-produk ini disukai oleh anggota kelas sosial mereka sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen mungkin menghindari berbagai produk lain karena mereka merasa produk-produk tersebut adalah produk-produk “kelas yang lebih rendah”.
Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori yang luas berikut ini: ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif dari kelas sosial.
Peneliti konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap kelas sosial, ada faktor-faktor gaya hidup tertentu (kepercayaan, sikap, kegiatan, dan perilaku bersama) yang cenderung membedakan anggota setiap kelas dari anggota kelas sosial lainnya.
Para individu dapat berpindah ke atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas sosial dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang tua mereka. Yang paling umum dipikirkan oleh orang-orang adalah gerakan naik karena tersedianya pendidikan bebas dan berbagai peluang untuk mengembangkan dan memajukan diri.
Dengan mengenal bahwa para individu sering menginginkan gaya hidup dan barang-barang yang dinikmati para anggota kelas sosial yang lebih tinggi maka para pemasar sering memasukkan simbol-simbol keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik sebagai produk maupun sebagai hiasan dalam iklan yang ditargetkan pada audiens kelas sosial yang lebih rendah.
Kelas sosial merupakan bentuk segmentasi yang hierarkis dan alamiah, dikarenakan aspek hierarkis kelas sosial begitu penting bagi pemasar dan produsen untuk menentukan konsumen mana yang akan dituju dari produk yang telah diciptakan, apa untuk status yang lebih tinggi atau status yang lebih rendah. Memang disini begitu terlihat begitu ada ketidakadilan dan jarak terhadap konsumen, namun itu semua merupakan segmentasi yang alamiah karena semua sudah terjadi dan tercipta dengan sendirinya.
Adapun yang merupakan ukuran kelas sosial dari konsumen yang dapat diterima secara luas dan mungkin merupakan ukuran kelas sosial terbaik terlihat dari pekerjaan, pendidikan dan penghasilan
Bab IV
Penutup
4.1 Kesimpulan
Pengaruh dari adanya kelas sosial terhadap perilaku konsumen begitu tampak dari pembelian akan kebutuhan untuk sehari-hari, bagaimana seseorang dalam membeli akan barang kebutuhan sehari-hari baik yang primer ataupun hanya sebagai penghias dalam kelas sosial begitu berbeda. Untuk kelas sosial dari status yang lebih tinggi akan membeli barang kebutuhan yang bermerek terkenal, ditempat yang khusus dan memiliki harga yang cukup mahal. Sedangkan untuk kelas sosial dari status yang lebih rendah akan membeli barang kebutuhan yang sesuai dengan kemampuannya dan ditempat yang biasa saja
Daftar pustaka
http://massofa.wordpress.com
http://html-pdf-converter.com
http://pustaka.ut.ac.id
jurnal ilmiah perilaku konsumen kelas dan status sosial

Minggu, 17 Oktober 2010

“PENGARUH DESAIN PRODUK TERHADAP PRILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI SEPEDA MOTOR MERK YAMAHA”

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang MasalahKemajuan tekhnologi dan informasi yang semakin berkembang membuat perusahaan-perusahaan berusaha meningkatkan kualitas produknya menjadi lebih baik. Semua ini dilakukan agar perusahaan lebih kompetitif dari perusahaan lainnya. Pada saat ini perusahaan harus lebih fleksibel di zaman yang selalu berubah, ini akan menjadi suatu dorongan bagi perusahaan untuk selalu meningkatkan produk yang dihasilkannya baik dari segi kualitas maupun ragam produknya. Upaya yang harus dilakukan perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen serta mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan adalah dengan melakukan strategi pemasaran yang tepat dan terarah, seperti meningkatkan atribut produk, kebijakan harga, mendesain dan memilih saluran distribusi yang tepat untuk menghadapi persaingan yang ketat pada saat ini.Sepeda motor adalah salah satu alternatif bepergian dari satu tempat ke tempat yang lain secara mudah, irit, cepat, luwes, efisien, dan lain sebagagainya. Bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah, motor menjadi harapan satu-satunya untuk dapat memiliki alat transportasi darat pribadi sesuai dengan kemampuan ekonominya. Mobil yang memiliki harga jual dan biaya operasional mahal / tinggi serasa tidak mungkin terjangkau oleh banyak rakyat ekonomi menengah ke bawah.Peter drucker seperti dikutip oleh Philip kotler dalam buku “Manajemen Pemasaran” : endefinisikan pemasaran (2005:10) mengatakan bahwa “Tujuan pemasaran adalah membuat penjualan tidak terlalu penting lagi”. Tujuan pemasaran adalah mengetahui dan memahami pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya mampu menjual dirinya sendiri. Idealnya, pemasaran harus menghasilkan pelanggan yang siap membeli. Dalam kata lain, penjualan bukanlah target utama perusahaan adalah
untuk mengetahui produk apa yang diperlukan oleh pasar saat ini, dan menemukan konsumen yang membutuhkannya.

2. Rumusan Masalah.

Apakah pengaruh desain produk, mempengaruhi prilaku konsumen dalam membeli sepeda motor merek Yamaha?2. Apakah prilaku konsumen dalam memutuskan membeli sepeda motor merek Yamaha dipengaruhi oleh desain produk?3. Seberapa besar pengaruh desain produk terhadap prilaku konsumen dalam membeli sepada motor merek yamaha?






3. Tujuan Penelitian

• 1.Untuk mengkaji Apakah pengaruh desain produk, mempengaruhi prilaku konsumen dalam membeli sepeda motor merek Yamaha?
• 2.Untuk mengkaji Apakah prilaku konsumen dalam memutuskan membeli sepeda motor merek Yamaha dipengaruhi oleh desain produk?
• 3.Untuk mengetahui Seberapa besar pengaruh desain produk terhadap prilaku konsumen dalam membeli sepada motor merek Yamaha?


BAB II
LANDASAN TEORI

1.Pemasaran (Marketing)
Kegiatan pemasaran merupakan kegiatan bisnis yang berbeda dengan kegiatan bisnis lainnya. Pada kegiatan pemasaran para manajer berurusan dengan konsumen, baik konsumen intern perusahaan maupun konsumen ekstern perusahaan.Para manajer dituntut untuk dapat memahami konsumen, dengan demikian para manajer dapat menyediakan produk atau jasa yang sesuai dengan keinginankonsumen. Tidak hanya sampai di situ saja, para manajer harus mampu menciptakan komunikasi yang efektif dengan konsumennya sehubungan dengan

produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan yang dipimpinnya. Selain itu, para manajer harus mampu menggerakkan perusahaannya untuk mengantarkan produk atau jasa sampai dinikmati oleh konsumen. Tujuan akhir dari semua kegiatan itu agar tercipta kepuasan konsumen, yaitu seluruh komponen yang terlibat dengan kegiatan bisnis perusahaan, sehingga kegiatan tersebut dapat menguntungkan perusahaan dan stakeholdernya.

1. Lingkungan KonsumenMenurut Peter dan Olson (1999, hal 247) mengartikan lingkungan konsumen terbagi dalam dua macam, yaitu lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Lingkungan sosial adalah semua interaksi sosial yang terjadi antara konsumen dengan orang sekelilingnya atau antara banyak orang. Atau orang-orang lain yang berada disekeliling konsumen dan termasuk perilaku dari orang-orang tersebut

2. Keputusan Pembelian KonsumenKeputusan pembelian menurut Engel, Blackwell dan Miniard (2000:32) terdiri dari beberapa langkah yaitu Pengenalan kebutuhan, Pencarian Informasi, Evaluasi Alternatif, Pembelian, Hasil.


• Pengenalan Kebutuhan ;Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (2000:31), pada tahap ini, konsumen mempresepsikan perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan.
• Pencarian informasi; Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (2000:31), pada tahap ini, konsumen mencari informasi yang disimpan di dalam ingatan (pencarian internal) atau mendapatkan informasi yang relevan dengan keputusan dari lingkungan (pencarian eksternal).
• Evaluasi Alternatif ; Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (2000:31), pada tahap ini, konsumen mengevaluasi pilihan berkenaan dengan manfaat yang diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga alternatif yang dipilih. Pencarian internal dan eksternal yang diperoleh konsumen kemudian dievaluasi, hingga ke arah yang sesuai dengan harapan konsumen dalam memuaskan kebutuhannya. Setelah itu konsumen menyempitkan pilihan hingga ke alternatif yang akan dipilih.
• Pembelian, Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (2000:32) pada tahap pembelian, konsumen memperoleh alternatif yang dipilih atau pengganti yang dapat diterima bila perlu. Evaluasi yang telah dilakukan membawa konsumen untuk melakukan pembelian. Jika ia mengalami kegagalan untuk melakukan pembelian produk/jasa yang diinginkannya (alternatif yang dipilih), konsumen melakukan pembelian ke alternatif lain atau alternative pengganti yang masih dapat diterima.
• Hasil ; Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (2000:32), pada tahap ini, konsumen mengevaluasi apakah alternatif yang dipilih memenuhi kebutuhan dan harapan segera sesudah digunakan.




Proses pengambilan keputusan pembelian suatu barang atau jasa akan melibatkan berbagai pihak, sesuai dengan peran masing - masing. Peran yang dilakukan tersebut adalah :
1. Initiator, adalah individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu.
2. Influencer, adalah individu yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Informasi mengenai kriteria yang diberikan akan dipertimbangkan baik secara sengaja atau tidak.
3. Decider, adalah yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya.
4. Buyer, adalah individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya.
5. User, yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli.













BAB III

KESIMPULAN


Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan wholesales pada Juli 2009 tercatat sebanyak 548.604 unit atau masih turun 6 persen dibandingkan bulan yang sama tahun lalu 584.184 unit. Tapi peningkatan grafik penjualan positif dengan mengalami peningkatan sebesar 12,48 persen dari Juni 2009 sebanyak 487.744 unit. Salah satu yang menarik, dari rekap penjualan, persaingan ketat menduduki peringkat teratas penjualan secara nasional terjadi antara Honda dan Yamaha. Per Juli 2009, merek berlambang garputala ini berhasil menjadi juara baru setelah membukukan penjualan total 1.424.524 unit dengan market share 45,73 persen atau lebih besar 1,17 persen, menyingkirkan rival utamanya Honda yang hanya 1.407.957 unit (45,20 persen). Prestasi yang diraih PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) selaku agen tunggal pemegang merek (ATPM) motor Yamaha atas keberhasilannya menggungguli PT Astra Honda Motor (AHM) bukan hanya Juli saja, tapi sejak April, Mei, dan Juni 2009.































DAFTAR PUSTAKA

Dr. Ir. Ujang Sumarwan, S.Sc. 2004 Prilaku Konsumen Teori dan Penerapannya penerbit_ GI

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Edisi Revisi V, Jakarta.: PT. Rineka Cipta.

Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc. Perilaku Konsumen Ghalia Indonesia mei 2004

Assael, Henry. 1992. Consumer Behavior and Marketing 4
thedition, USA. : PWS-Kent Publishing Company.

Engel. F. James, Roger. D. Blackwell dan Paul. W. Miniard. 1994. Perilaku Konsumen. Edisi Keenam. Jilid 1, Jakarta: Bunarupa Aksara.

Hawkins, Del I. Best, Roger J. Coney, Kenneth A. 2004. Consumer Behavior. New York : The McGraw-Hill.

Kinnear, T.C. Bernhardt, K.L. and Krenler, K.A. 2003. Principles of Marketing. New York, the United States of America, HarperCollins Publishers

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2001. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi 9. Jilid 1. Jakarta : Prenhalindo

www.kompas.com

Selasa, 28 September 2010

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK PATUNG KAYU PADA TOKO KERAJINAN (ART SHOP)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK PATUNG KAYU PADA TOKO KERAJINAN (ART SHOP)
DI KECAMATAN SUKAWATI, GIANYAR, BALI


ABSTRAK

Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Kawasan Asia Fasifik yang banyak diminati oleh wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Hal ini terbukti dengan makin bertambahnya arus wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara yang datang ke Bali dari tahun ke tahunnya.
Perkembangan ini ternyata membuka peluang bagi industri pariwisata untuk lebih berkembang dan menjadi produk andalan yang diharapkan mampu menyediakan lapangan pekerjaan dan menyerap tenaga kerja serta mampu mendatangkan devisa bagi negara. Kunjungan wisatawan ke Pulau Bali berdampak juga pada sektor-sektor yang lain, diantaranya adalah industri patung kayu yang merupakan produk andalan Bali dan sudah memiliki pasar sampai ke luar negeri.



PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata di kawasan Asia Pasifik yang banyak diminati oleh wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Sehingga sangat potensial untuk dikembangkan karena keindahan alam dan adat istiadat yang dimilikinya. Hal ini terbukti dengan makin bertambahnya arus wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara yang datang ke Bali dari tahun ke tahunnya, seperti yang terlihat pada Tabel 1.

Perkembangan ini ternyata membuka peluang bagi industri pariwisata untuk lebih berkembang dan menjadi produk andalan yang diharapkan mampu menyediakan lapangan pekerjaan dan menyerap tenaga kerja serta mampu mendatangkan devisa bagi negara. Sebagai bentuk peran aktif dari pemerintah dan masyarakat bahwa dalam perkembangan kepariwisataan terutama untuk menghadapi arus wisatawan baik mancanegara maupun wisatawan nusantara yang terus bertambah, maka pemerintah dan masyarakat telah membangun atau menyediakan prasarana dan sarana pariwisata.

Tabel 1. Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Bali

Tahun Jumlah (orang) Perubahan
1995 1.015.314 -
1996 1.140.988 12,3
1997 1.230.316 7,8
1998 1.187.069 (3,5)
1999 1.347.794 11,9
Sumber : Dinas Pariwisata Propinsi Bali

Kunjungan wisatawan ke Pulau Bali berdampak juga kepada sektor-sektor yang lain, di mana semakin berkembangnya sektor pariwisata ini maka sektor-sektor yang berkaitan dengan pariwisata juga berkembang, diantaranya adalah sektor industri kecil dan menengah yang memiliki keterkaitan dengan budaya setempat. Sehingga pemerintah mencantumkannya dalam GBHN (Tap MPR No. II/1993) dijelaskan bahwa industri kecil dan menengah termasuk industri kerajinan dan industri rumah tangga perlu lebih dibina menjadi usaha yang makin efisien dan mampu berkembang mandiri, meningkatkan pendapatan masyarakat, membuka lapangan kerja dan makin mampu meningkatkan perannya dalam penyediaan barang dan jasa serta berbagai komponen baik untuk keperluan pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri.
Untuk menghadapi tuntutan pariwisata ini, pemerintah dan masyarakat Bali telah mengembangkan industri kecil dan menengah yang berasal dari kebudayaan dan adat istiadat daerah Bali. Salah satunya adalah industri patung kayu yang merupakan produk andalah Bali dan sudah memiliki pasar sampai ke luar negeri. Toko kerajinan (art shop) patung kayu sebagai salah satu bisnis penunjang pariwisata tumbuh dan berkembang pesat di Kecamatan Sukawati Gianyar Bali. Hal ini disebabkan karena Kecamatan Sukawati di samping dikenal sebagai pusat kerajinan patung kayu, juga terletak di jalur wisata Bali bagian timur. Art shop ini menjual hasil kerajinan patung kayu dengan bentuk yang bermacam-macam dan semakin menarik sehingga para wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke Bali banyak yang tertarik untuk membeli patung kayu sebagai cendera mata. Bangunan art shop dengan style Balinya yang khas dan areal parkir yang luas siap menyambut wisatawan yang datang untuk melihat atau membeli hasil kerajinan patung kayu tersebut. Bagi wisatawan mancanegara yang jumlah pembeliannya besar dilakukan dengan menggunakan ekspedisi ekspor.

Rumusan Masalah
a. Faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam keputusan pembelian produk patung kayu pada toko kerajinan (art shop) di Kecamatan Sukawati Gianyar Bali.
b. Faktor manakah yang mempunyai pengaruh paling dominan dalam keputusan pembelian produk patung kayu pada toko kerajinan (art shop) patung kayu di Kecamatan Sukawati Gianyar Bali.

Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam keputusan pembelian produk patung kayu pada toko kerajinan (art shop) di Kecamatan Sukawati Gianyar.
b. Untuk mengetahui faktor yang mempunyai pengaruh paling dominan dalam keputusan pembelian produk patung kayu pada toko kerajinan (art shop) di Kecamatan Sukawati Gianyar.

Hipotesis
a. Diduga faktor pribadi pembeli, faktor budaya, kelompok reference, faktor kelas sosial, faktor produk, faktor harga, faktor promosi, faktor distribusi, faktor kondisi fisik merupakan faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian produk patung kayu pada toko kerajinan (art shop) di Kecamatan Sukawati Gianyar Bali.
b. Diduga faktor produk mempunyai pengaruh paling dominan dalam keputusan pembelian produk patung kayu pada toko kerajinan (art shop) di Kecamatan Sukawati Gianyar.


METODE PENELITIAN

Populasi dan Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh wisatawan mancanegara yang berkunjung pada toko kerajinan (art shop) patung kayu di Kecamatan Sukawati Gianyar Bali. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode accidental sampling. Karena jumlah variabel yang diteliti sebanyak 20 maka sampel yang ditetapkan sebanyak 100 responden dianggap sudah mewakili.



Jenis dan Sumber Data
a. Data primer meliputi tanggapan responden (wisatawan mancanegara) sehubungan dengan keputusan pembelian patung kayu pada toko kerajinan (art shop) di Kecamatan Sukawati Gianyar Bali.
b. Data sekunder misalnya laporan-laporan atau dokumen yang berasal dari instansi pemerintah, Biro Pusat Statistik, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pariwisata Bali dan instansi terkait lainnya.

Teknik Pengumpulan Data
Data primer dalam penelitian ini dikumpulkan dengan : (a). Kuesioner (angket) dan (b). Interview

Teknik Analisis
1. Analisis Faktor
Metode analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesis pertama yang dikemukakan di muka adalah analisis faktor. Analisis faktor adalah serangkaian prosedur yang digunakan untuk mengurangi dan meringkas data.

2. Model Regresi Berganda
Untuk mengetahui variabel yang mempengaruhi keputusan pembelian produk patung kayu (hipotesis ke 2) dapat dianalisis dengan menggunakan regresi linier berganda. Hubungan sebab akibat dari variabel tersebut dapat ditulis dengan persamaan matematis sebagai berikut :

Y = f (X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9)

Yang dapat pada persamaan regresi berganda sebagai berikut (Damodar Gujarati 1997):
Y = 0 + 1 X1 + 2 X2 + 3 X3 + 4 X4 + 5 X5 + ....... + n Xn + m

dimana :
Y = Variabel terikat (variabel keputusan pembelian)
0 = Konstanta
 = Koefisien regresi
X = Variabel bebas (variabel yang mempengaruh keputusan pembelian)
m = Kesalahan pengganggu.

Untuk variabel keputusan pembelian dapat diukur dengan besarnya jumlah uang yang dikeluarkan dalam keputusan pembelian yang dilakukan oleh wisatawan mancanegara.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Faktor

Analisis faktor dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Merumuskan masalah
Berdasarkan teori, penelitian sejenis terdahulu dan pemikiran peneliti ditentukan 20 (dua puluh) variabel yang diamati.
b. Membuat matrik korelasi
Variabel-variabel yang tidak saling berhubungan dengan variabel lain dikeluarkan dari analisis. Untuk menguji bahwa 20 variabel saling berhubungan diperlihatkan oleh nilai determinasi R yang mendekati 0, nilai KMO (Keiser-Meyer-Olkin) harus lebih besar dari 0,5, uji Bartlett dan uji MSA. Dari hasil pengujian terdapat satu variabel yang harus dikeluarkan dari model karena tidak memenuhi kriteria MSA > 0,5 yaitu variabel potongan harga (X12) dan dua variabel tidak memenuhi kriteria communality < adequency =" 0,76635" sphericity =" 895,96725," significance =" 0,00000."> 0,5 yang menunjukkan bahwa hubungan antar variabel sangat erat.
c. Penentuan jumlah faktor
Hasil perhitungan dengan metode komponen prinsip pada inisial statistik menunjukkan terdapat 6 faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam pembelian patung kayu. Keenam faktor tersebut mampu menjelaskan semua varian yang ada dalam data sebesar 80,7% seperti yang ditunjukkan secara rinci dalam Tabel 2.


Tabel 2. Faktor-faktor yang Dipertimbangkan Konsumen

Faktor Eigen value % variance Cum Pct
1 4,63653 27,3 27,3
2 3,15352 18,6 45,8
3 1,87740 11,0 56,9
4 1,58539 9,3 66,2
5 1,34874 7,9 74,1
6 1,10984 6,5 80,7

d. Rotasi Faktor
Hasil rotasi faktor tersebut adalah sebagai Tabel 3.

Keputusan pembelian produk patung kayu pada toko kerajinan (art shop) di Kecamatan Sukawati Gianyar Bali dipengaruhi oleh keenam variabel bebas yaitu harga, promosi, referensi, produk, budaya dan kondisi fisik. Keenam variabel ini akan diuraikan menurut urutan besar pengaruh terhadap keputusan pembelian sebagai berikut:
a. Faktor Produk
Faktor produk ini terdiri dari variabel kualitas, bahan baku dan desain. Faktor ini merupakan faktor yang paling mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian patung kayu.


b. Faktor Harga
Faktor harga ini terdiri dari variabel tingkat harga, kemudahan menuju lokasi, tingkat pendapatan dan sarana parkir. Harga produk merupakan salah satu variabel yang turut dipertimbangkan konsumen wisatawan mancanegara dalam keputusan pembelian produk patung kayu. Harga yang dimaksud adalah harga produk patung kayu yang ditawarkan ke konsumen ini berhubungan erat dengan perkembangan nilai tukar rupiah terhadap US Dolar


c. Faktor referensi
Faktor referensi ini terdiri dari variabel pengaruh teman, ukuran dan keunikan. Pengaruh yang diberikan oleh teman merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian patung kayu. Karena tidak sedikit wisatawan yang melakukan pembelian patung kayu dipengaruhi oleh teman-teman mereka yang sudah terlebih dahulu berkunjung dan sekaligus membeli produk patung kayu.
Keunikan-keunikan pada produk patung kayu di samping dipengaruhi oleh budaya dan adat istiadat masyarakat Bali juga dipengaruhi oleh bahan baku alami yang digunakan serta proses pembuatannya.




d. Faktor budaya
Faktor budaya ini terdiri dari variabel nilai budaya dan pengaruh keluarga. Yang dimaksud nilai budaya adalah latar belakang budaya konsumen yang membentuk pemikiran, perilaku dan karakteristik lainnya dalam kehidupan bermasyarakat. Jadi di sini para pemilik art shop hendaknya mengadaptasikan produknya sesuai dengan latar belakang budaya negara wisatawan mancanegara.


e. Faktor promosi
Faktor promosi ini terdiri dari variabel personal selling, pengetahuan dan pameran. Informasi tambahan tentang patung kayu diperoleh wisatawan mancanegara dari pemandu wisata, yang mengantar ke lokasi toko kerajinan patung kayu (art shop). Dengan berbekal bahasa asing yang sesuai dengan negara asal wisatawan mancanegara, pemandu wisata ini akan memberikan informasi yang lengkap tentang patung kayu di art shop-art shop yang mereka kunjungi.

f. Faktor Kondisi Fisik
Faktor kondisi fisik ini terdiri dari variabel tata letak dan desain bangunan. Tata cara penataan letak patung di dalam art shop yang dikelompokkan menurut jenis dan ukurannya juga mempengaruhi wisatawan untuk melakukan keputusan pembelian patung kayu karena mereka dapat melihat dan memilih patung kayu yang mereka inginkan dengan cepat tanpa memerlukan waktu lama.
Desain bangunan art shop yang mencerminkan khas budaya Bali sangat menarik wisatawan mancanegara untuk datang dan melakukan keputusan pembelian patung kayu.



KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Fokus penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian produk patung kayu. Analisis ini semula didasarkan pada 20 variabel yang dikelompokkan ke dalam 9 faktor yaitu: faktor pribadi, faktor budaya, faktor kelompok acuan, faktor sosial budaya, faktor harga, faktor promosi, faktor distribusi, faktor kondisi fisik.
1. Penelitian ini menggunakan dua model analisis, yaitu analisis faktor dan analisis regresi berganda. Analisis faktor digunakan untuk menyederhanakan dan mereduksi beberapa variabel dari 20 variabel yang diamati ke dalam sejumlah faktor sehingga bisa diyakini sebagai faktor atau sumber yang melandasi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian produk patung kayu. Teknik analisis faktor yang digunakan adalah Principal Component Analysis (PCA) dan menggunakan rotasi varimax. Dari model tersebut kemudian diketahui bahwa dari 20 variabel direduksi menjadi 17 variabel yang tersebar dalam 6 faktor. Sisanya 3 variabel dikeluarkan dari model karena tidak memenuhi kriteria MSA > 0,5 yaitu variabel potongan harga (X12) dan dua variabel tidak memenuhi kriteria, dimana communality <0,5 fhitung="45,29365"> Ftabel =2,29 signifikan pada =5%. Kemudian dari enam faktor tersebut dapat pula diketahui bahwa faktor produk merupakan faktor yang berpengaruh paling dominan dalam keputusan pembelian. Hal ini ditunjukkan dalam nilai thitung sebesar 8,594 (tertinggi di antara enam faktor yang mempengaruhi konsumen)


DAFTAR PUSTAKA

A.A. Mangkunegara. (1988) Perilaku Konsumen. PT. Eres Co., Bandung.
Arikunto, Suharmi. (1991) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Bina Aksara, Jakarta.
Assael, Hendri. (1994) Consumen Behavior and Marketing Action. Fourth Edition. Kent Publishing Company, Boston.
Claes Fornel dan Birger Wernerfelt. (1987) Defensif Marketing Strategy by Consumer’s Complaint Management, A. Theorical Analysis. Journal of Marketing Research.
Collier David A. (1991) New Marketing Mix – Stresses Service. The Journal of Business Strategy. March/April. 1-4.
Cristine Moorman. (1990) The Effect of Stimulus and Consumer Characteristics on The Nutrition Information. Journal Consumer Research.
Delaert, Benedict GC, Theo A Arentze, Michael Bierlare, Aloys W.J. Borrgers dan Hurry JP Timmermans. (1998) Investigating Consumer Tedency to Combine Multiple Shoping Purpose and Destinations. Journal of Marketing Research. Vol XXXV (May 1998). 177-188.
Engel, J.F. Backwell, Roger & Paul W. Minard. (1995) Perilaku Konsumen. Alih Bahasa Budiono FX. Jilid II. Binarupa Aksara, Jakarta.
Fernandes, H.J.X. (1984) Testing and Measurement in National Education Planning, Evaluation and Curriculum Development. Jakarta.
Kotler, Philip. (1997) Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan Implikasi dan Kontrol. Alih Bahasa Hendra Teguh dan Romly A. Rusli. Jilid 1. Prehalindo, Jakarta.
www.google.com